
Pagi buta gini ada satu pertanyaan yang mendadak berkelebat *berkelebat iku opooooo???? udah berasa novel2 silat*
"gw orang macam apa?"
Kenapa gw ga bisa menyampaikan apa yg mau gw sampaikan?. Terutama secara verbal. Haruskah gw berhenti bicara dan mulai menyampaikan segala sesuatu secara tulisan?.Terus terang gw tergoda untuk seperti itu.. tapi gw kan bukan remaja yang diizinkan untuk labil. Gw diharapkan bersikap dewasa... walaupun mentally gw masih sering mengalami fase "storm and stress". Jadi sepertinya solusi "berhenti bicara dan mulai menyampaikan dengan tulisan" harus dicoret dari daftar solusi!!!
Meskipun setau gw.. gw udah menyampaikan dengan detail, mencoba jelas. Tapi tetep sulit. Dan kenapa harus suliiiiiit sekali dapat memahami apa yang disampaikan oleh orang lain kepada gw?. Meskipun gw berpikir gw sudah memahami apa yang hendak disampaikan, tapi ternyata masih ga tepat.
Sebenernya semua ini karena gw yang bebal? Gw yang otak udang? Atau gimana?
Oke... itu pertanyaan pertama...
Pertanyaan selanjutnya adalah
"Gw banyak berubah terutama dalam masalah perasaan"
Lalu yang ingin gw tau adalah
"ini ke arah yang lebih baik atau enggak?"
Karena sebagai seorang manusia yang belajar menjadi dewasa, gw berpatokan pada satu hal "merasakan semua perasaan dan berhenti denial seolah2 gw adalah orang yang 'dingin'"
Padahal gw hangat...I'M HOT BABY *melet2*.. hehehehehe.. engga deng.. I'm warm.. lebih tepatnya begitu
Tapi semakin gw mencoba merasakan apa yang bener2 gw rasakan, rasanya semakin ga pernah habis perasaan ini. Dan lagi2 mencoba menyampaikan perasaan gw itu tetep sulit. Bukan karena gw ga menyampaikan.... melainkan cara penyampaiannya, sulit dimengerti oleh siapapun. Padahal gw udah mencoba cara termudah.
Dulu gw pake cara sulit dan tersamar, akibatnya TIDAK TERLIHAT, TIDAK TERJAMAH DAN TIDAK DISADARI oleh siapapun.
Dan detik ini gw mendadak takut sama siapapun. Ketakutan khas manusia... takut dibenci. Cuma pengen diem... nulis... sendiri dan memberikan waktu bagi kesendirian. Sesuatu yang tadinya gw tolak. Tapi pada saat dihadapkan pada kondisi itu... not bad lah. Gw akan menunggu sampai tiba waktunya "sang sendiri" berbalik arah dan memberikan ruang bagi "kebersamaan"
Gw jadi kepikiran suatu hal...Terkadang kata2 bisa menjadi senjata yang justru akan membunuh sang pemilik kata sendiri. Bahkan pada saat sang pemilik kata bermaksud untuk mengobati... tapi terkadang beberapa variabelX,Y atau Z bisa membuat kata tersebut jadi pedang yang justru akan mengoyak luka yang seharusnya diobati.
Kalau itu terjadi, gw pribadi mungkin akan bereaksi secara bertahap. Pada awalnya gw akan syok, menyesal, dan menghukum diri sendiri. Kedua, gw akan mencoba menerima kenyataan bahwa gw ga sempurna dan gw ga berniat buruk, bahkan gw sudah berusaha. Jadi mungkin itu saatnya bagi gw untuk ikhlas.
Hemmm.. berusaha lagi dan ikhlas.
Dulu gw selalu malu untuk berusaha mewujudkan sesuatu. karena gw terbiasa saat gw berusaha, hasilnya malah kegagalan. Kan gw malu.. udah berusaha kok malah sama aja hasilnya kayak gw ga berusaha.
Dan sekarang gw berusaha... hasilnya gw belom tau. Terkadang gw gagal.... terkadang gw berhasil... tapi hasil akhir masih belom ada. Karena akhir baru bisa akan ada pada saat gw mati. Sebelom gw mati.. gw pengen tantang semuanya.... Gmn jadinya kalo gw berusaha.
P.s : Gw ga selalu berusaha dalam semua hal.
Tapi ada beberapa hal yang sedang gw usahakan, mungkin terlalu keras dan gw masih meraba2 kapan waktu gw melonggarkan ikatan.
Gw terluka tanpa disadari dan gw melukai tanpa sadar.
Hidup itu memberikan banyak..baik dan buruk.. banyak sekali
No comments:
Post a Comment