Orang tua pasti akan selalu menganggap anaknya sampai kapanpun adalah anak kecil... harus nurut apa kata orang tua karena segala perintah mereka adalah titah suci yang tidak pernah ada cela. Semua orang tua bahkan sampai anak2 muda pun akan mengatakan "itu wajar... sudah kodratnya".
Sebaliknya.. anak2 pun akan selalu menganggap orang tua adalah sosok orang tua yang harus bisa dijadikan panutan dan tidak boleh melakukan kesalahan, jadi saat orang tua melakukan hal2 yang kurang baik anak2nya tidak bisa menerima "lo kan orang tua.. lo harus benar dan suci".
Padahal pada suatu saat, setiap anak atau setiap orang tua harus bisa menerima bahwa anaknya atau orang tuanya adalah manusia biasa. Pada akhirnya nanti, kita harus bisa menyadari bahwa kita manusia yang setara, sama2 akan belajar menjadi dewasa, sama2 pernah dan akan melakukan kesalahan. Orang tua dan anak hanyalah peran... kenapa kita ga mencoba melihat satu sama lain sebagai satu individu yang utuh.
Misalnya begini....
Ada seorang ayah yang menemukan kenyataan bahwa anaknya transeksual. Dia ga bisa terima. Darah dagingnya kok malah menjalani kehidupan yang menurut dia sangat sangat salah. Mungkin dia marah dan malu saat denger omongan orang...mungkin juga dia khawatir dengan kehidupan anaknya nanti...atau khawatir dengan dosa diakhirat kelak... atau mungkin juga ya ga bisa terima aja, anak yang dulunya polos dan lugu tiba2 jadi seperti itu.
Kasus lainnya...
Seorang yang menemukan ayahnya ternyata punya banyak selingkuhan. Ga bisa terima dan marah karena dia seorang ayah! Kok bisa2 berbuat seperti itu? "helloooowwww... u r a dad!"
Padahal seandainya yang menjadi transeksual adalah anak orang lain, sang ayah mungkin bisa menerima kenyataan itu. Atau saat temen si anak punya banyak selingkuhan dia biasa2 aja.. malah menanggapi dengan tertawa.
Kenapa saat itu terjadi ke orang tua sendiri atau ke anak sendiri reaksi mereka jadi bisa begitu keras?
Jawabannya ya karena "wajar lah... itu anak gw sendiri".."itu kan bokap gw..seharusnya dia suci donk".
Gw ngerti kok perasaan seperti itu...memang sulit lah nerima kenyataan tersebut.
Tapi kenapa kita ga coba melihat mereka sebagai satu individu yang utuh, terlepas dia anak kita atau dia orang tua kita.
Pada satu titik kan kita harus merelakan mereka untuk menjalani hidupnya sendiri. Ga selamanya mereka bisa menjadi suci terus menerus....
Gw bukannya mau membenarkan hal2 yang menyakitkan hati begitu ya, tapi gw cuma mencoba melihat dari sisi lain yang mungkin "aneh". Mungkin sudut pandang gw ini aneh...karena susah kan menanggapi itu semua dengan santai.
Ini sih sudut pandang gw aja ya...
Kita ga mungkin bisa membuat orang tua kita atau anak kita untuk selalu berbuat benar *sesuai dengan standar kita*. Ada saatnya kita harus merelakan mereka menjalani hidup mereka, sekalipun dimata kita itu salah... kita ga terima... kita ga setuju ya cobalah berkompromi dengan keadaan dan menerima bahwa "kita adalah kita... dia adalah dia".
Ajaran agama yang mengatakan saat anak melakukan kesalahan, orang tua juga akan mendapat dosa.. gw rasa ga semutlak itu juga. Tuhan pasti tau kalau manusia tidak bisa mengawasi manusia lainnya selama 24 jam seumur hidupnya.
Setiap manusia punya pertanggung jawabannya sendiri... gw yakin Tuhan tidak sepicik itu.
Notes:
Seharusnya orang tua lo sudah membantu lo untuk menjalani kehidupan ini dengan lebih mandiri.. tapi sayangnya engga.
Dari awal kebijaksanaan mereka hanya sampai pada teori....dan lo ga mungkin juga kan tiba2 mencoba melakukan semuanya sendiri, pasti lo bakal dianggep pembangkang. Keadaan yang sulit....
Belajarlah untuk kuat seandainya hari ke depannya akan sulit...

No comments:
Post a Comment